Powered By Blogger

Thursday, October 30, 2008

Miltha, The Word

Analysis of Peshitta verse John 1:1
ܒ݁ܪܺܫܺܝܬ݂ ܐܺܝܬ݂ܰܘܗ݈ܝ ܗ݈ܘܳܐ ܡܶܠܬ݂ܳܐ ܘܗܽܘ ܡܶܠܬ݂ܳܐ ܐܺܝܬ݂ܰܘܗ݈ܝ ܗ݈ܘܳܐ ܠܘܳܬ݂ ܐܰܠܳܗܳܐ ܘܰܐܠܳܗܳܐ ܐܺܝܬ݂ܰܘܗ݈ܝ ܗ݈ܘܳܐ ܗܽܘ ܡܶܠܬ݂ܳܐ ܀
Translations
Dr. John Wesley Etheridge (Etheridge)
John 1:1 IN the beginning was the Word, [Meltho.] and the Word himself was with Aloha, and Aloha was the Word himself. 
Dr. James Murdock (Murdock)
John 1:1 In the beginning, was the Word; and the Word was with God; and the Word was God. 
King James Version (KJV)
John 1:1 In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.

Peshitta Aramaic/English Interlinear New Testament
John 1:1 In the beginning was the Miltha and that Miltha was with God and God was that Miltha.
mlt` - ܡܠܬܐ
Dengan vokal ܡܶܠܬ݂ܳܐ, dibaca miltho (Syria Barat) atau miltha (Syria Timur), merupakan Noun (kata benda) mempunyai arti word, case, cause, matter. Dengan begitu, dalam Peshitta kata Firman (Miltha) dimengerti sebagai tidak hanya Firman (word), melainkan juga dapat dimengerti sebagai Cause (sebab, penyebab, alasan, maksud, perkara). Jika dikaitkan dengan Kol 1:16-17 maka Sang Firman adalah Penyebab utama dalam proses Penciptaan. Dan jika kita setia pada pemahaman bahwa segala sesuatu adalah dari Allah, oleh Allah dan kepada Allah (Roma 11:36) maka sudah barang tentu Firman Allah ini dari Allah, oleh Allah dan kepada Allah. Firman itu dari Allah karena keluar dari “mulut” Allah (Yes 45:23), oleh Allah karena tidak ada yang berhak memberikan Firman kepada alam semesta dan segala isinya selain Allah karena Ia PenciptaNya (Mzm 33:9, Yes 44:24), dan kepada Allah karena Firman itu kembali kepada Allah setelah berhasil melaksanakan Kehendak Allah (Yes 55:11). Oleh karena itu Allah sama sekali tidak perlu pendamping dalam proses Penciptaan, tidak perlu sekutu dalam Penciptaan karena Allah Maha Kuasa, Maha Kuat, Maha Sempurna dan Maha segalanya. Allah tinggal berfirman, maka semuanya jadi (dan memang Allah menciptakan segala sesuatu dengan firman-Nya (Kej 1:2), mengapa harus memerlukan Malaikat (meskipun itu Penghulu Malaikat) kalau hanya untuk menciptakan Manusia? Padahal kita manusia-lah yang akan menghakimi malaikat-malaikat (1 Kor 6:3). Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang-orang yang berpura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala (Kol 2:18-19). Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, ... , atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Rm 8:38-39). Semua penulis kitab-kitab PB sepakat membedakan atau setidaknya tidak melihat adanya persamaan pribadi antara Yesus, guru dan Tuhan mereka, dengan sesosok malaikat pun (termasuk Mikhael, Gabriel, Raphael atau bahkan Satanael). Yesus adalah inkarnasi dari Sang Firman, yang telah keluar dari “mulut” Allah, sebagaimana kata Sang Guru dari Galilea tersebut, “... , sebab Aku keluar dan datang dari Allah ...” (Yoh 8:42) sebab Sang Firman itu telah menjadi manusia (Yoh 1:14).Firman itu juga telah kembali kepada Allah, dan akan datang kembali kelak untuk menghakimi bangsa-bangsa, karena Ia adalah Sang Penunggang Kuda Putih, Yang Setia dan Yang Benar, nama-Nya ialah “Firman Allah” (Why 19:11,13).

No comments: